Minggu, 15 Januari 2017

SOLAS (SAFETY OF LIFE AT SEA)

Dalam dunia pelayaran dikenal sebuah istilah SOLAS yaitu singkatan dari “safety of life at sea” atau dalam bahasa indonesia dapat diartikan dengan “Keselamatan Jiwa Dilaut”, karena dalam suatu pelayaran terdapat berbagai macam resiko yang tinggi maka SOLAS ini hadir sebagai satu referensi atau syarat keselamatan yang harus dipenuhi untuk memastikan keselamatan awak kapal dalam pelayaran. Dalam sejarahnya, SOLAS ini hadir ketika terjadinya tragedi tenggelamnya kapal RMS.TITANIC pada tanggal 15 April 1912, setelah disetujui oleh 13 negara SOLAS hadir sebagai ketentuan penting karena berkenaan mengenai keselamatan pelayaran kapal-kapal barang dan kapal-kapal tua. Didalam SOLAS ini diaturlah berbagai macam hal termasuk jumlah sekoci penolong yang harus ada diatas kapal,peralatan yang dibutuhkan dalam penyelamatan ketika terjadi kecelakaan termasuk ketentuan untuk melaporkan posisi kapal. Moderenisasi atau amandemen pertama SOLAS dimulai sejak tahun 1960, untuk menggantikan Konvensi SOLAS 1918 dengan SOLAS 1960 dimana sejak saat itu ditetapkan aturan mengenai desain untuk meningkatkan faktor keselamatan kapal di laut. Hal-hal yang diatur tersebut itu seperti:

a. Desain Konstruksi Kapal
b. Permesinan dan Instalasi Listrik
c. Alat Pencegah/Pemadam Kebakaran
d. Alat-Alat Keselamatan Kapal
e. Alat Komunikasi dan Navigasi Kapal.

Usaha penyempurnaan peraturan tersebut dengan cara mengeluarkan peraturan tambahan (amandement) hasil konvensi IMO, dilakukan berturut-turut tahun 1966 dan 1967, lalu setelahnya padan tahun 1971 dan 1973. Namun demikian usaha untuk memberlakukan peraturan-peraturan tersebut secara Internasional kurang berjalan sesuai yang diharapkan, karena hambatan prosedural yaitu diperlukannya persetujuan 2/3 dari jumlah Negara anggota untuk meratifikasi peraturan dimaksud, sulit dicapai dalam waktu yang singkat. Karenanya pada tahun 1974 dibuatlah konvensi baru SOLAS 1974 dengan ketentuan baru, bahwa setiap amandement diberlakukan sesuai target waktu yang sudah ditentukan, kecuali ada penolakan 1/3 dari jumlah Negara anggota atau 50 % dari pemilik tonnage yang ada di dunia.

Setelah Kecelakaan tanker terjadi secara beruntun pada tahun 1976 dan 1977, atas prakarsa Presiden Amerika Serikat pada saat itu JIMMY CARTER, diadakanlah konvensi khusus yang merekomendasikan aturan tambahan terhadap SOLAS 1974 dalam upaya perlindungan terhadap Keselamatan Maritim yang lebih efektif. Pada tahun 1978 dikeluarkan konvensi baru khusus untuk tanker yang dikenal dengan nama “Tanker Safety and Pollution Prevention (TSPP 1978)” yang merupakan penyempurnaan dari SOLAS 1974 yang menekankan pada perencanaan atau desain dan penambahan peralatan untuk tujuan keselamatan operasi dan pencegahan pencemaran perairan atau laut.

Kemudian diikuti dengan tambahan peraturan pada tahun 1981 dan 1983 yang diberlakukan bulan September 1984 dan Juli 1986. Peraturan baru Global Matime Distress and Safety System (GMDSS) pada tahun 1990 merupakan perubahan mendasar yang dilakukan IMO pada sistem komunikasi maritim, dengan menfaatkan kemajuan teknologi di bidang komunikasi seperti menggunakan satelit dan akan diberlakukan secara bertahap dari tahun 1995 sampai dengan 1999. Konsep dasar adalah, Badan SAR di darat dan kapal-kapal yang mendapatkan berita kecelakaan kapal (vessel in distress) akan segera disiagakan agar dapat membantu melakukan koordinasi pelaksanaan operasi SAR sehingga penanganan kecelakan dilaut dapat segera dilakukan.

Sumber: Diolah Dari Berbagai Sumber

Selasa, 10 Januari 2017

OWNER SURVEYOR

Seorang Owner Surveyor Sedang Inspeksi Hasil Pengelasan Kapal.

Dalam dunia maritim ada berbagai macam surveyor, ada surveyor muatan, surveyor class dan yang terakhir adalah owner surveyor atau bisa juga disebut orang yang mewakili kepentingan pemilik kapal yang ditunjuk oleh si pemilik modal (Owner) untuk mengawasi pembangunan atau reparasi kapal mereka. Mereka dituntut untuk memastikan beberapa hal terkait pembangunan atau reparasi kapal mereka.

1. Prosedur Kerja.

Seorang Owner surveyor atau disebut OS haruslah memastikan apakah didalam pembangunan kapal sesuai dengan Standar prosedur kerja yang telah ditetapkan oleh badan klasifikasi atau belum.

2. Spesifikasi Teknis

Seorang OS harus selalu memastikan semua bahan dan material harus sesuai spesifikasi teknis yang telah disepakati didalam kontrak,peletakan komponen apakah telah sesuai perencanaan,dan semua item-item yang ada didalam BOQ (bill of quantity) harus sesuai kontrak atau paling tidak sesuai standard yang ditetapkan oleh pemerintah atau pihak yang berwenang (class).

3. Desain 

Owner surveyor juga bertugas untuk memeriksa desain yang diajukan oleh kontraktor pembangunan kapal dalam hal ini pihak galangan, dia akan memastikan apakah desain tersebut sudah sesuai dengan keinginan sang pemilik kapal (owner).

4. Perencanaan 

Terakhir tugas seorang owner surveyor adalah melaporkan kepada sang pemilik perkembangan pembangunan kapal melalui sebuah laporan progres fisik. Memastikan jadwal kedatangan dan pembangunan material.

Dalam perkembangannya seorang owner surveyor haruslah orang yang berpengalaman dibidang pembangunan kapal, setidaknya pernah bekerja digalangan kapal sehingga pengalaman teknisnya bisa di aplikasikan saat menjabat sebagai seorang owner surveyor. Sebagai wakil dari pemilik kapal OS ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan kapal sehingga dituntutlah harus mempunyai kecakapan dalam hal:


a. Komunikasi

Mengapa harus cakap dalam berkomunikasi, karena dalam setiap pembangunan atau reparasi kapal selalu saja timbul perbedaan pendapat antara pihak kontraktor dan pihak owner, atau bisa juga antara pihak owner dan pihak class.

b. Kompetensi.

Tentu kemampuan atau kompetensi haruslah mencukupi sehingga apa yang menjadi tugas seorang owner surveyor mampu dipertanggung jawabkan.

c. Pengalaman

Point ini juga merupakan hal yang sangat penting, apalagi jika seorang owner surveyor baru mengenal kapal itu akan menyulitkan, setidaknya seorang owner surveyor harus mampu mengenal bagian-bagian kapal.

d. Ekonomis 

Kecakapan dalam hal ekonomis ini sangatlah dibutuhkan, karena dapat menghemat pengeluaran sang pemilik kapal, namun jangan lupa setiap material dan prosedur harus tetap sesuai standar yang ditetapkan.

Keempat kecakapan diatas harus dimiliki oleh seorang OS sehingga kapal yang dibangun bisa efisien namun dengan standar mutu yang baik. Seorang OS bahkan berhak menolak jika dalam pembangunan ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan sang pemilik. Itulah gambaran sekilas mengenai seorang owner surveyor baik itu fungsi dan kecakapan-kecakapan yang harus dimilikinya mudah-mudahan bermanfaat. (FTR)

Senin, 09 Januari 2017

KAPAL PERINTIS 1200 GT


Foto Kapal Perintis 1200 GT (PT.BATAMEC SHIPYARD) 2017

Apa itu perintis?
Menurut kamus bahasa  indonesia  kapal  yang digunakan untuk merintis suatu tugas (menghubungi daerah terpencil yang belum terbuka) atau dengan bahasa sederhananya menghubungkan daerah yang tidak mampu dijangkau oleh kapal-kapal besar dengan dunia luar. Dan kapal perintis yang dibangun kali ini adalah kapal barang dan kapal penumpang untuk mengangkut kebutuhan logistik di daerah yang terisolasi atau terpencil di pelosok-pelosok.
Lalu apa itu GT?
GT atau disebut juga Gross Tonnage dalam bahasa indonesia berarti berat kotor kapal adalah perhitungan volume semua ruang yang terletak dibawah geladak kapal ditambah dengan volume ruangan tertutup yang terletak di atas geladak ditambah dengan isi ruangan beserta semua ruangan tertutup yang terletak di atas geladak paling atas (superstructure).
Artinya GT adalah berbicara mengenai volume, bukan mengenai Berat. Untuk diketahui
1 GT = 100 kaki Kubik atau setara dengan 2,83 Meter Kubik.
Mengapa Harus Dibangun?
Sebagai  negara  kepulauan, indonesia  sangat membutuhkan kapal sabagai  sarana transportasi laut yang menghubungkan satu daratan ke daratan lainnya. Apalagi banyak pulau pulau yang belum memiliki pelabuhan yang memadai sehingga tidak semua kapal bisa bersandar. Program pemerintah untuk mengembalikan kejayaan maritim indonesia telah dimulai sejak beberapa tahun lalu dengan program TOL Laut,  presiden jokowi mengatakan bahwa negara kita punya potensi namun tidak dimaksimalkan, oleh sebab itu dia akan berusaha mengoptimalkan potensi yang dimiliki bangsa ini dengan program Tol Lautnya.
Pembangunan Kapalnya Dilakukan Dimana?
Untuk pembangunan kapal perintis ini semuanya dilakukan di dalam negeri, pembangunan kapal Perintis tipe 1200 GT ini akan dibangun sebanyak 20 unit yang disebar di berbagai galangan swasta di indonesia, khusus untuk penulis awasi pembangunannya itu berada di galangan PT.Batamec Shipyard,Kota batam,Kepulauan Riau. bukan hanya akan berdampak pada program tol laut, tetapi juga berdampak kepada galangan kapal yang ada diseluruh indonesia, sehingga kembali menggairahkan para pelaku industri galangan kapal yang saat ini sedang mati suri.
Bagaimana Perkembangannya?
Hingga  saat  ini pembangunan Kapal Perintis 1200 GT telah masuk dalam tahap finalisasi,menurut data yang ada (SATKER LALA KEMENHUB), rata-rata progres pembangunan kapal perintis 1200 GT ini sudah melewati 50 %, bahkan ada yang sudah mencapai 92 %, sehingga pemerintah optimis tahun 2017 ini, seluruh paket pekerjaan pembangunan kapal perintis 1200 GT ini akan selesai tepat pada waktunya. 
Foto Kapal Perintis 1200 GT (PT.BATAMEC SHIPYARD) 2017

Minggu, 08 Januari 2017

Introduction

Teknik perkapalan adalah suatu disiplin ilmu teknik yang mempelajari sebuah sistem kerja kapal yang menyangkut perencanaan dan pembangunan sebuah kapal mulai dari bentuk badan kapal dan rencana umum, kebutuhan daya mesin, struktur dan stabilitas, serta pengoperasian kapal yang sudah jadi untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam hal sarana transportasi. dalam bidang keahliahlian Teknik perkapalan dibagi menjadi beberapa bidang keahlian yaitu:


  1. Perencanaan dan Transportasi Laut : Adalah bidang yang di fokuskan untuk perencanaan pemakaian jenis kapal,peruntukannya dan managemen pelayaran serta pembangunan pelabuhan.
  2. Hidrodinamika : adalah bidang yang difokuskan untuk menganalisis bentuk badan kapal dan propeller kapal dalam mengefesiensikan dalam bentuk hidrodinamika.
  3. Konstruksi dan Kekuatan : Kapal adalah bidang yang difokuskan mengenai masalah perencanaan konstruksi, analisa kekuatan dan getaran pada kapal
  4. Teknik Produksi Kapal :, adalah bidang yang difokuskan pada perencanaan,pengelolaan pembangunan kapal  serta reparasi kapal dan perencanaan galangan.
Lapangan pekerjaan bagi para lulusan  sarjana  perkapalan  cukup banyak, namun  terkesan tidak  umum  dibandingkan lulusan-lulusan  teknik  lainnya. Setidaknya lowongan kerja lulusan perkapalan tidak semudah mendapatkan lowongan kerja bagi para lulusan jurusan sipil, jurusan mesin maupun jurusan elektro yang dapat kita temui di berbagai media cetak dan media online. Area kerja para lulusan perkapalan juga tidak begitu umum kecuali bagi mereka yang mau bekerja dimana saja tentunya (lowongan kerja untuk semua jurusan maksudnya), kebanyakan berpusat di kota  yang  memiliki galangan kapal atau semacamnya seperti di kepulauan riau, jakarta, jawa timur, kalimantan dan sulawesi.



Namun pada dasarnya perkapalan sebenarnya memiliki prospek yang cerah di masa depan, mengingat negara kita adalah salah satu negara dengan luas garis pantai terpanjang di dunia dengan lebih dari 17000 pulau yang tersebar di seluruh wilayah  Nusantara.  Kapal  sebagai  jembatan penghubung  sangatlah diperlukan.  Menurut catatan Harian Kompas, setidaknya hingga tahun 2016 sekitar 16.142 kapal  yang beroprasi  di  indonesia  sedangkan  galangan  yang ada di  indonesia  hanya  berjumlah  250 galangan dan yang aktif ada 81 galangan, padahal untuk  jumlah kapal yang ada diindonesia setidaknya membutuhkan 300 galangan aktif agar seluruh kapal dapat dilayani. Itulah mengapa  saat  ini  lulusan  teknik perkapalan adalah  salah satu lulusan yang punya masa depan cerah,tentunya ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan pemerintah untuk mencetak sebanyak-banyaknya insinyur yang kompeten dibidang perkapalan ini.